Winda dan Sukmet bersama pak Pion, orang tua asuh |
Di dunia ini setiap orang pernah
mengeluh di dalam kehidupannya. Contohnya seperti saya, saya masih sering
mengeluh dalam keadaan hidup saya sekarang ini, padahal hidup saya sudah
termasuk dalam kata ‘enak dan berkecukupan’. Bagaimana tidak enak, saya masih
di biayai dan ditanggung oleh orang tua. Yah namanya juga manusia pasti pernah
mengeluh, tetapi ada batasannya dan tidak setiap saat juga.
Selama saya live in di desa Ngablak, Magelang, saya belajar banyak hal terutama
di dalam keluarga bapak Pion. Beliau akrab di panggil dengan pak yon dan saya
pun memnggil beliau seperti itu. Beliau orang yang sangat baik, ramah,
pengertian dan sangat friendly. Keluarga beliau mudah akrab terhadap orang
baru, seperti saya dan teman sekamar saya, Sukhmeet. Saya merasakan adanya
keharmonisan di dalam kelurga beliau, merasa nyaman dan hangat berada di
tengah-tengah keluarga beliaun selama beberapa hari. Ibu Tri Marliah adalah
nama dari istri pak Yon, mereka sangat ramah dan akrab terhadap tetangga
sekitar. Pak Yon sendiri juga di kenali oleh banyak masyarakat sekitar. Bisa di
bilang beliau di segani di dalam desa tersebut karena berkat jasa dan kebaikan
beliau. Saya akui pak Yon memang pantas di segani karena beliau bijaksana dalam
mengambil keputusan begitu pula dengan sikap beliau yang mengutamakan gotong
royong terhadap masyarakat lain.
Dalam beberapa hari saya berada di rumah pak Yon, saya diajarkan oleh beliau
untuk selalu bersyukur dan terutama sabar. Rumah beliau sederhana tetapi bagi
saya berada di dalamnya sangatlah nyaman dan beruntung karena saya mendapatkan
hal-hal yang berharga walau hanya beberapa hari berada di sana. Beliau suka
bercerita tentang kehidupannya yang dulu-dulu. Salah satunya bahwa dulu beliau
pernah berjualan gorengan bersama ibu dan anaknya yang bernama Jian dengan
untung penjualan hanya 10 ribu rupiah perharinya. Menurut beliau kehidupan keluarga
beliau untuk sekarang ini jauh sudah lebih enak dan patut di syukuri. Saat ini
beliau bekerja sebagai buruh tani di ladang dan suka memasang tenda dengan
bayaran satu hari 25 ribu rupiah. Selama saya disana pak Yon suka mengajak saya
berjalan-jalan seperti melihat pemandangan dari atas gunung Merbabu, berburu,
memetik hasil ladang yaitu cabai dan seledri, berkunjung ke pertapaan. Saya
sangat suka berada disana selain karena udara yang sejuk dan banyak petualangan
yang bisa di dapatkan di sana. Walau beliau capek akan pekerjaannya tidak
mematahkan semangat beliau dan keluarga, selalu ada kebahagiaan di raut wajah
mereka tiap harinya. Mereka sudah bersyukur dengan hidup mereka yang sekarang
ini dan membuat saya salut walau hanya dengan bayaran 25 ribu rupiah tetapi
mereka masih dapat bersyukur. Beda dengan saya yang masih suka mengeluh dengan
apa yang sudah saya punya, masih suka menuntut ini itu kepada orang tua dan
juga masih suka boros untuk hal yang tidak berguna. Saya sadar bahwa jaman
sekarang mencari uang itu susah dan susah juga untuk menyimpannya hahaha. Saya
ingin merubah kebiasaan buruk saya yaitu terlalu boros, saya belajar dari pak
Yon untuk selalu ingat apa yang sudah Tuhan berikan saat ini harus kita syukuri
walau berat jika diberikan masalah, tetapi kita harus hadapi dan tidak
bolehmenyerah begitu saja. Pak Yon pernah bilang kalau beliau selalu bersyukur
walau capek sehabis bongkar dan pasang tenda tetapi tetap bersyukur selama
masih diberi keselamatan.
Saat ini beliau adalah inspirasi saya. Mengapa? Karena beliau mempunyai
pendirian dan iman yang kuat begitu juga beliau memberikan saya banyak
pelajaran selama disana, walau saya tidak menceritakan semuanya. Jaman sekarang
jarang ada yang peduli seperti keluarga beliau, sangat peduli terhadap orang
lain. Contohnya, saya hidup di Jakarta sudah 16 tahun tetapi jarang menegur
tetangga, sedangkan pak Yon peduli sangat terhadap saya sebagai anaknya sendiri
selama live in dan sampai sekarang. Padahal saya bukan siapa-siapa beliau, kenal
saja baru dan tidak punya ikatan sodara apalagi darah. Beliau sudah menganggap
saya benar-benar seperti anak sendiri selama saya tinggal disana dan sampai
sekarang beliau masih suka menghubungi saya. Beliau suka menasehati saya dan
mengingatkan hal-hal yang berguna untuk saya. Saya sendiri sudah menganggap
beliau seperti bapak saya sendiri dan ibu sebagai ibu saya sendiri gitu juga
anak beliau sudah saya anggap seperti adik saya sendiri. Saya meengucapkan
banyak terima kasih untuk pak Yon karena sudah mengajarka hal-hal yang berharga
selama saya tinggal disana. (Winda/XI SOS 2/2014/2015)
0 komentar:
Posting Komentar