"Janganlah melihat ke masa depan
dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala
daripada masa yang akan datang."
Oleh
Jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah. Sekiranya
itulah itulah gambaran saya untuk merefleksikan sebuah perjalanan bertajuk
field trip, yang diadakan oleh SMA Kristen Kanaan Jakarta.
Veronika (Jaket hitam, kaos putih) bersama pengelana lain di "rimba raya" Jakarta Sumber foto : Dokumentasi eskul Jurnalistik |
Selasa, 12 Mei
2017 SMA Kristen Kanaan Jakarta Pusat menyelenggarakan acara yang diharuskan
untuk kelas X yaitu Field Trip. Menurut
saya Field Trip kali ini cukup unik karena siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi
Jakarta dengan begitu banyak sejarah yang ada didalamnya serta siswa diharuskan
untuk menggunakan transportasi umum dalam berpergian terkecuali dalam situasi
dan kondisi yang tidak memungkinkan atau terdesak, siswa diperbolehkan
menggunakan transportasi online.
Pagi sekitar
pukul 07:00 WIB sebagian siswa berada di depan koridor kelas X, terlihat dari
wajah mereka bahwa mereka begitu senang dan juga antusias berpartisipasi dalam
acara Field Trip ini. Sebelum kami semua berangkat menuju destinasi yang akan
dituju, kami masuk kedalam kelas masing-masing dan mengikuti sesi renungan
terlebih dahulu. Setelah itu, kami mulai masuk ke dalam kelompok kami
masing-masing, menurut saya hal yang unik selain dua hal yang sudah saya
sebutkan diatas ialah kami tidak berpegian secara bersama-sama dengan satu
angkatan, tetapi kami dibagi kedalam beberapa kelompok beserta dengan satu guru
pendamping. Saya bersama dengan Hellen, Clara, Eric, dan Christopher,
seharusnya ada Jennyfer tetapi ia sedang berhalangan untuk datang, kami
ditemani oleh satu guru pendamping yaitu Pak Iwan.
Destinasi
pertama kami adalah Pelabuhan Sunda Kelapa, kami memilih destinasi tersebut
karena Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan tempat yang berpengaruh dan banyak
disorot karena menjadi salah satu jalur perdagangan antar wilayah di Indonesia.
Sesampainya di sana cuaca begitu panas menyengat tetapi kami sangat salut dengan
para pekerja yang sedang menjalankan tugasnya yaitu mengangkut berbagai macam
barang yang akan dikirim. Meski diterpa sinar matahari siang tetapi semangat
mereka begitu luar biasa. Kami juga mengelilingi sedikit bagian dari pelabuhan
tersebut dengan menggunakan sampan dan kami melihat aktifitas-aktifitas yang
mereka lakukan salah satunya memindahkan barang dari truck keatas kapal.
Setelah dari
Pelabuhan Sunda Kelapa kami berjalan kurang lebih 200 meter menuju ke Museum
Bahari. Kesan pertama saya saat memasuk Museum tersebut adalah membosankan,
mungkin karena cuaca yang panas sehingga tidak mendukung proses pembelajaran
dalam Museum tersebut, tetapi konsep ruang dalam Museum tersebut cukup menarik
perhatian dan lebih menarik perhatian yaitu di lantai dua. Salah satu yang
menurut saya paling menarik dimana ada satu ruangan yang dikhususkan untuk
menyimpan rempah-rempah seperti kayu manis, kemiri, cabe merah, dan lain-lain. Menurut
saya dengan adanya museum tersebut kita dapat semakin mengetahui perdagangan
antar wilayah di Indonesia, di dunia, apa saja yang diperjual belikan, dan kita
juga mendapat informasi kapal-kapal apa saja yang dipakai serta informasi
seputar TNI Angkatan Laut pada jaman dahulu dan reformasinya.
Kami
melanjutkan perjalanan kami ke Kota Tua dengan menggunakan grab car karena
cuaca yang begitu panas dengan tujuan utama yaitu Museum Bank Indonesia, tetapi
sesampainya disana Museum Bank Indonesia tutup sementara karena pegawai disana
sedang melaksanakan sholat Jum’at. Berhubungan dengan kondisi perut yang sudah
lapar, maka kami mencari makan di daerah Museum Fatahillah yaitu di Bakso Ojo
Lali, menurut saya rasa baksonya cukup enak dan dengan Rp. 20.000 sudah dapat
kenyang karena bakso yang disajikan lumayan besar. Setelah makan kami
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami ke Museum Galeri Nasional, awalnya
kami berencana untuk menggunakan Transportasi Online tetapi kami penasaran
dengan City Tour dan akhirnya kami menggunakan City Tour untuk berkeliling
Jakarta dan menuju ke Museum Galeri Nasional, kami tidak diturunkan persis di depan Museum
Galeri Nasional tetapi kami harus berjalan kurang lebih 1 km. Saya sangat
senang karena sambil berjalan kami bisa saling berbicara satu sama lain tetapi
saya juga lelah karena cuaca yang panas dan minum yang terbatas sehingga
membuat saya lebih terasa lelah. Sesampainya di Museum Galeri Nasional kami
berkeliling di sana dan foto-foto. Semua karya seni yang ada di sana sangat
dijaga ketat oleh penjaga yang berada di sana agar tidak ada yang
dapat merusak. Selain itu, karya seni di sana juga dijaga karena
itu merupakan sebuah wadah untuk mengeluarkan ketrampilan dalam bidang karya
seni yang mendunia.
Setelah perjalan
yang cukup melelahkan kami memutuskan untuk kembali ke sekolah dan pulang ke rumah kami
masing-masing. Saya sangat senang dengan Field Trip ini karena saya mendapatkan
pelajaran yang tidak bisa didapatkan disekolah dan saya juga mendapatkan
kebersamaan antar teman-teman dan juga guru. Suatu hal yang tidak akan
terlupakan!. ***
0 komentar:
Posting Komentar