Jakarta Kaya : Sebuah Refleksi

Posted by Unknown on 21.35

"Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang."

Oleh   

Veronika Diah Oktaviani

Jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah. Sekiranya itulah itulah gambaran saya untuk merefleksikan sebuah perjalanan bertajuk field trip, yang diadakan oleh SMA Kristen Kanaan Jakarta.
Veronika (Jaket hitam, kaos putih)
bersama pengelana lain di "rimba raya" Jakarta
Sumber foto : Dokumentasi eskul Jurnalistik

Selasa, 12 Mei 2017 SMA Kristen Kanaan Jakarta Pusat menyelenggarakan acara yang diharuskan untuk kelas X yaitu Field Trip.  Menurut saya Field Trip kali ini cukup unik karena siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi Jakarta dengan begitu banyak sejarah yang ada didalamnya serta siswa diharuskan untuk menggunakan transportasi umum dalam berpergian terkecuali dalam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan atau terdesak, siswa diperbolehkan menggunakan transportasi online.

Pagi sekitar pukul 07:00 WIB sebagian siswa berada di depan koridor kelas X, terlihat dari wajah mereka bahwa mereka begitu senang dan juga antusias berpartisipasi dalam acara Field Trip ini. Sebelum kami semua berangkat menuju destinasi yang akan dituju, kami masuk kedalam kelas masing-masing dan mengikuti sesi renungan terlebih dahulu. Setelah itu, kami mulai masuk ke dalam kelompok kami masing-masing, menurut saya hal yang unik selain dua hal yang sudah saya sebutkan diatas ialah kami tidak berpegian secara bersama-sama dengan satu angkatan, tetapi kami dibagi kedalam beberapa kelompok beserta dengan satu guru pendamping. Saya bersama dengan Hellen, Clara, Eric, dan Christopher, seharusnya ada Jennyfer tetapi ia sedang berhalangan untuk datang, kami ditemani oleh satu guru pendamping yaitu Pak Iwan.

Destinasi pertama kami adalah Pelabuhan Sunda Kelapa, kami memilih destinasi tersebut karena Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan tempat yang berpengaruh dan banyak disorot karena menjadi salah satu jalur perdagangan antar wilayah di Indonesia. Sesampainya di sana cuaca begitu panas menyengat tetapi kami sangat salut dengan para pekerja yang sedang menjalankan tugasnya yaitu mengangkut berbagai macam barang yang akan dikirim. Meski diterpa sinar matahari siang tetapi semangat mereka begitu luar biasa. Kami juga mengelilingi sedikit bagian dari pelabuhan tersebut dengan menggunakan sampan dan kami melihat aktifitas-aktifitas yang mereka lakukan salah satunya memindahkan barang dari truck keatas kapal.

Setelah dari Pelabuhan Sunda Kelapa kami berjalan kurang lebih 200 meter menuju ke Museum Bahari. Kesan pertama saya saat memasuk Museum tersebut adalah membosankan, mungkin karena cuaca yang panas sehingga tidak mendukung proses pembelajaran dalam Museum tersebut, tetapi konsep ruang dalam Museum tersebut cukup menarik perhatian dan lebih menarik perhatian yaitu di lantai dua. Salah satu yang menurut saya paling menarik dimana ada satu ruangan yang dikhususkan untuk menyimpan rempah-rempah seperti kayu manis, kemiri, cabe merah, dan lain-lain. Menurut saya dengan adanya museum tersebut kita dapat semakin mengetahui perdagangan antar wilayah di Indonesia, di dunia, apa saja yang diperjual belikan, dan kita juga mendapat informasi kapal-kapal apa saja yang dipakai serta informasi seputar TNI Angkatan Laut pada jaman dahulu dan reformasinya.

                Kami melanjutkan perjalanan kami ke Kota Tua dengan menggunakan grab car karena cuaca yang begitu panas dengan tujuan utama yaitu Museum Bank Indonesia, tetapi sesampainya disana Museum Bank Indonesia tutup sementara karena pegawai disana sedang melaksanakan sholat Jum’at. Berhubungan dengan kondisi perut yang sudah lapar, maka kami mencari makan di daerah Museum Fatahillah yaitu di Bakso Ojo Lali, menurut saya rasa baksonya cukup enak dan dengan Rp. 20.000 sudah dapat kenyang karena bakso yang disajikan lumayan besar. Setelah makan kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami ke Museum Galeri Nasional, awalnya kami berencana untuk menggunakan Transportasi Online tetapi kami penasaran dengan City Tour dan akhirnya kami menggunakan City Tour untuk berkeliling Jakarta dan menuju ke Museum Galeri Nasional, kami tidak diturunkan persis di depan Museum Galeri Nasional tetapi kami harus berjalan kurang lebih 1 km. Saya sangat senang karena sambil berjalan kami bisa saling berbicara satu sama lain tetapi saya juga lelah karena cuaca yang panas dan minum yang terbatas sehingga membuat saya lebih terasa lelah. Sesampainya di Museum Galeri Nasional kami berkeliling di sana dan foto-foto. Semua karya seni yang ada di sana sangat dijaga ketat oleh penjaga yang berada di sana agar tidak ada yang dapat merusak. Selain itu, karya seni di sana juga dijaga karena itu merupakan sebuah wadah untuk mengeluarkan ketrampilan dalam bidang karya seni yang mendunia.

Setelah perjalan yang cukup melelahkan kami memutuskan untuk kembali ke sekolah dan pulang ke rumah kami masing-masing. Saya sangat senang dengan Field Trip ini karena saya mendapatkan pelajaran yang tidak bisa didapatkan disekolah dan saya juga mendapatkan kebersamaan antar teman-teman dan juga guru. Suatu hal yang tidak akan terlupakan!. ***


               



Nama Anda
New Johny WussUpdated: 21.35

0 komentar:

CB